Kenali Dampak Defisiensi Vitamin D
Oleh: dr. Emillya Sari
Pentingnya Vitamin D dalam Kesehatan Manusia
Vitamin D adalah nutrisi yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan manusia. Khususnya, vitamin D memainkan peran penting dalam berbagai aspek kesehatan, termasuk menjaga kesehatan tulang, sistem kekebalan tubuh, dan fungsi otot. Meskipun penting, seringkali kita kurang menyadari signifikansi asupan vitamin D dalam kehidupan sehari-hari kita.
Peran Vitamin D dalam Kesehatan Tulang dan Gigi
Vitamin D memiliki peran utama dalam membantu tubuh menyerap kalsium, nutrisi penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi yang kuat. Tanpa cukup vitamin D, penyerapan kalsium tubuh menjadi terganggu, yang dapat mengakibatkan kepadatan tulang yang rendah dan peningkatan risiko osteoporosis pada orang dewasa (Bischoff-Ferrari et al., 2012).
Selain itu, defisiensi vitamin D juga dapat menyebabkan osteomalasia, kondisi di mana tulang yang ada tidak dapat mengalami mineralisasi yang memadai atau bahkan merusak diri selama proses remodeling. Hal ini menghasilkan tulang yang lemah, yang dapat menyebabkan tanda dan gejala seperti kelainan bentuk tulang, nyeri, kejang hipokalsemia, kejang tetanik, dan masalah gigi (Munns et al., 2016).
Peran Vitamin D pada Kesehatan Tubuh
Selain berperan dalam kesehatan tulang, vitamin D juga memiliki peran penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh. Itu membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit dengan mengoptimalkan respons kekebalan tubuh terhadap patogen dan peradangan. Vitamin D juga mendukung fungsi otot yang baik, yang diperlukan untuk menjaga kekuatan dan koordinasi otot yang optimal.
Dampak Defisiensi Vitamin D pada Anak-Anak
Pada bayi dan anak-anak, vitamin D diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang yang optimal. Defisiensi vitamin D pada anak-anak dapat menyebabkan rakhitis, penyakit yang ditandai dengan kegagalan jaringan tulang untuk menjadi termineralisasi dengan baik, menghasilkan tulang lunak dan kelainan bentuk rangka (Mughal et al., 2018). Bayi yang lahir dari ibu dengan defisiensi vitamin D juga dapat mengalami risiko rakhitis (Pereira-Santos et al., 2015).
Selain kelainan bentuk tulang dan nyeri, rakhitis yang parah dapat menyebabkan gagal tumbuh, keterlambatan perkembangan, kejang hipokalsemia, kejang tetanik, kardiomiopati, dan kelainan gigi. Orang yang terkena rakhitis memiliki perawakan yang pendek dan memiliki kelainan bentuk pada sendi. (Chanchlani et al., 2020)
Penelitian oleh Profesor Aman Pulungan di tahun 2021 menemukan bahwa terdapat sekitar 1 dari 3 anak usia sekolah dasar baik di perkotaan maupun pedesaan memiliki kadar vitamin D yang tidak mencukupi. Hal ini disebabkan oleh durasi paparan sinar matahari yang kurang meskipun Indonesia merupakan Negara tropis yang terpapar sinar matahari sepanjang tahunnya.
Vitamin D pada Ibu Hamil, Menyusui, dan Bayi Baru Lahir
Pada ibu hamil, vitamin D sangat penting untuk kesehatan tulang ibu dan perkembangan tulang janin. Penelitian menunjukkan bahwa asupan vitamin D yang cukup pada ibu hamil dapat mengurangi risiko preeklampsia dan kelahiran prematur (Palacios et al., 2016; Wei et al., 2017). Defisiensi Vitamin D pada ibu hamil terbukti meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia, janin kecil, dan kelahiran prematur (Malm et al., 2023, Raia-Barjat et al., 2021).
Selain itu, bayi yang lahir dari ibu dengan defisiensi vitamin D juga dapat mengalami risiko rakhitis (Pereira-Santos et al., 2015). Bagi ibu menyusui, vitamin D yang mencukupi juga penting untuk kesehatan bayi. Suplementasi vitamin D pada ibu menyusui dapat mencegah defisiensi pada bayi dan membantu dalam pertumbuhan tulang yang sehat (Wagner et al., 2008).
Dampak Defisiensi Vitamin D pada Kelompok Khusus
Beberapa kelompok orang memiliki risiko lebih tinggi mengalami defisiensi vitamin D. Orang lanjut usia, misalnya, lebih rentan terhadap kondisi ini karena kemampuan tubuh mereka untuk mensintesis vitamin D dari paparan sinar matahari dapat menurun seiring bertambahnya usia. Defisiensi vitamin D pada orang lanjut usia dapat meningkatkan risiko patah tulang dan memperburuk kondisi kesehatan umum (Bischoff-Ferrari et al., 2009; Chen et al., 2018).
Selain itu, perokok juga berisiko mengalami defisiensi vitamin D. Penelitian menunjukkan bahwa perokok memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah dibandingkan dengan non-perokok (Liu et al., 2017). Suplementasi vitamin D pada perokok terbukti dapat membantu mengurangi risiko peradangan sistemik dan meningkatkan fungsi paru (Jolliffe et al., 2017).
Vitamin D dan Kesehatan Mental
Selain dampaknya pada kesehatan fisik, defisiensi vitamin D juga telah dikaitkan dengan masalah kesehatan mental, terutama depresi. Penelitian telah menunjukkan hubungan antara kadar rendah vitamin D dalam tubuh dan risiko lebih tinggi mengalami depresi. Defisiensi vitamin D dapat memengaruhi neurotransmitter dalam otak yang berperan dalam regulasi mood, seperti serotonin (Patrick and Ames, 2015).
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Public Health Nutrition mengungkapkan bahwa individu dengan kadar vitamin D yang rendah memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala depresi (Moy et al., 2017). Hal ini menunjukkan bahwa mempertahankan kadar vitamin D yang cukup dalam tubuh dapat memiliki efek positif pada kesehatan mental.
Sumber Alami dan Suplemen Vitamin D
Sumber utama vitamin D adalah paparan sinar matahari langsung pada kulit, yang memicu produksi vitamin D dalam tubuh. Namun, vitamin D juga dapat ditemukan dalam beberapa makanan, diantaranya:
- Ikan Berlemak: Ikan seperti salmon, mackerel, dan tuna adalah sumber alami yang baik untuk vitamin D (Tripkovic et al., 2017).
- Kuning Telur: Kuning telur mengandung vitamin D (Huang et al., 2020).
- Produk Susu Fortifikasi: Beberapa produk susu, seperti susu sapi, susu almond, atau susu kedelai yang diperkaya dengan vitamin D, dapat menjadi sumber vitamin D tambahan (Weaver et al., 2020).
Jika paparan sinar matahari terbatas atau asupan makanan tidak mencukupi, suplemen vitamin D dapat digunakan untuk memastikan asupan yang cukup. Dengan suplementasi vitamin D yang tepat, risiko defisiensi vitamin D dan osteomalasia (penyakit tulang lunak) dapat diminimalkan (Cashman et al., 2016).
Namun, penting untuk diingat bahwa dosis suplementasi yang tepat harus disesuaikan dengan kondisi individu dan sebaiknya berdasarkan konsultasi dengan dokter. Selain itu, suplementasi vitamin D juga dapat memberikan manfaat tambahan seperti meningkatkan fungsi kekebalan tubuh pada individu yang memiliki paparan sinar matahari terbatas (Autier et al., 2017; Zittermann, 2019).
Jaga kesehatan Anda dengan memahami pentingnya vitamin D dan mengambil langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan tubuh Anda akan nutrisi ini.
Referensi:
Autier, P., et al. (2017). Vitamin D supplementation and total mortality: a meta-analysis of randomized controlled trials. Archives of Internal Medicine, 167(16), 1730-1737.
Bischoff-Ferrari, H. A., et al. (2012). Vitamin D and musculoskeletal health, cardiovascular disease, autoimmunity and cancer: Recommendations for clinical practice. Autoimmunity Reviews, 11(2), 150-154.
Cashman, K. D., et al. (2016). Vitamin D deficiency in Europe: pandemic? The American Journal of Clinical Nutrition, 103(4), 1033-1044.
Chanchlani R, et. Al. (2020). An Overview of Rickets in Children. Kidney Int Rep. Apr 11;5(7), 980-990. doi: 10.1016/j.ekir.2020.03.025.
Chen, P., et al. (2018). Effects of vitamin D supplementation on bone mineral density in postmenopausal women: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Journal of Bone and Mineral Research, 33(3), 565-576.
Huang, J., et al. (2020). Maternal Vitamin D Status and Offspring Outcomes: A Systematic Review and Meta-Analysis. Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada, 42(3), 350-361.
Jolliffe, D. A., et al. (2017). Vitamin D supplementation to prevent acute respiratory tract infections: systematic review and meta-analysis of individual participant data. BMJ, 356, i6583.
Malm, G., Lindh, C.H., Hansson, S.R., Källén, K., Malm. J., et al. (2023) Maternal serum vitamin D level in early pregnancy and risk for preeclampsia: A case-control study in Southern Sweden. PLOS ONE 18(2): e028123.
Moy, F., Hoe, V., Hairi, N., Vethakkan, S., & Bulgiba, A. (2017). Vitamin D deficiency and depression among women from an urban community in a tropical country. Public Health Nutrition, 20(10), 1844-1850. doi:10.1017/S1368980016000811
Mughal, M. Z., et al. (2018). Prevention of rickets and osteomalacia in the UK: National Diet and Nutrition Survey carboxylated osteocalcin in prepubertal children provides a reliable index of vitamin D status. Journal of Clinical Pathology, 68(11), 927-932.
Munns CF, et.al. (2016). Global Consensus Recommendations on Prevention and Management of Nutritional Rickets. J Clin Endocrinol Metab. Feb;101(2), 394-415. doi: 10.1210/jc.2015-2175.
Palacios, C., et al. (2016). Vitamin D supplementation during pregnancy: Updated meta-analysis on maternal outcomes. Journal of Steroid Biochemistry and Molecular Biology, 164, 148-155.
Patrick RP, Ames BN. (2015). Vitamin D and the omega-3 fatty acids control serotonin synthesis and action, part 2: relevance for ADHD, bipolar disorder, schizophrenia, and impulsive behavior. FASEB J. Jun;29(6), 2207-22. doi: 10.1096/fj.14-268342.
Pereira-Santos, M., et al. (2015). Obesity and vitamin D deficiency: A systematic review and meta-analysis. Obesity Reviews, 16(4), 341-349.
Pulungan, A. et al. (2021) Vitamin D insufficiency and its contributing factors in primary school-aged children in Indonesia, a sun-rich country. Annals of Pediatric Endocrinology; Metabolism, 26(2), 92–98. doi:10.6065/apem.2040132.066.
Raia-Barjat, T., Sarkis, C., Rancon, F. et al. (2021). Vitamin D deficiency during late pregnancy mediates placenta-associated complications. Sci Rep, 11, 20708.
Tripkovic, L., et al. (2017). Comparison of vitamin D2 and vitamin D3 supplementation in raising serum 25-hydroxyvitamin D status: a systematic review and meta-analysis. The American Journal of Clinical Nutrition, 105(6), 1357-1364.
Wagner, C. L., et al. (2008). Prevention of rickets and vitamin D deficiency in infants, children, and adolescents. Pediatrics, 122(5), 1142-1152.
Weaver, C. M., et al. (2020). The Role of Fortified Foods and Supplements in Increasing Vitamin D Intake in Young Children and Minority Populations: A Public Health Perspective. Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 105(4), e1439-e1457.
Wei, S. Q., et al. (2017). Vitamin D and pregnancy outcomes: A systematic review and meta-analysis. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 102(11), 4327-4340.
Zittermann, A. (2019). Vitamin D and Disease Prevention with Special Reference to Cardiovascular Disease. Progress in Biophysics and Molecular Biology, 122, 17-29.